Sebelumnya aku mau cerita aja, sekedar sharing supaya membuka pikiran...:) memang mungkin terlalu telat bagiku untuk menuliskan dalam blog, tapi biarlah orang mau berkata apa, tapi ini pengalamanku, guru hidupku yang tidak dapat dibeli dengan uang manapun.
Dulu, pertama kali aku mengenal 'cinta' (kuberi tanda petik karena memang bukan cinta dalam arti sebenarnya yang ternyata kukenal dulu), waktu aku berusia 15tahun. Kelas 3 smp mau lulus.
Aku sangat terbakar api asmara, membakar sampai rusukku, tapi itu semua hanyalah api, yang sebagaimana api, dari kecil menjadi besar, akhirnya menjadi padam.
Aku sangat yakin dulunya bahwa dia adalah cintaku, belahanku, rusukku...
Banyak sekali ceritaku yang ingin kutulis, tapi ah biarlah ... Biar itu kusimpan dan menjadi sebuah pembelajaran bagiku, menjadi guru bagiku.
Dia ... Hampir kuserahkan tubuhku karena *cinta*, waktu itu aku ingat malam perayaan natal di sekolah, tgl 22 desember 1997, aku begitu mengingat tanggalnya karena bukan karena begitu berkesannya, tapi aku sangat malu...
Yah biarlah aku tulis disini, biar siapapun yang membacanya bisa terberkati oleh sharingku ini.
Ya...waktu itu saking terbakarnya kami berdua hampir saja aku menyerahkan tubuhku. Tapi puji Tuhan, roh kudus tak henti hentinya mengingatkanku, sehingga akal sehat ini masih berjalan...
Aku orang yang setia tapi begitu tersakiti sekali saja, akan sulit kulupakan...*andai aku melupakannya pun, aku biasanya tidak mau berurusan lagi*
Ya...Tuhan masih menjaga perawan yang satu ini.
Lihat kan betapa aku *mencintai* dia...
Tahun demi tahun berlalu, aku merasa cinta kami semakin menjadi membara tapi ternyata itu hanyalah cinta yang berubah jadi nafsu.
Oh Tuhan, aku tidak mau semua berubah jadi seperti ini!!!
Tuhan itu ajaib! Dia masih mengasihiku, akhirnya 2001 Tuhan membawa kami kedalam pelayanan, pelayanan peperangan rohani yang menuntut kekudusan tingkat tinggi...
Aku begitu terbakar dalam melayani Tuhan, bahkan aku rela hubunganku menjadi yang kesekian asalkan pelayananku berjalan didalam kekudusan!
Dia berstatus mahasiswa widya mandala, akhirnya putus sekolah (DO) dan dia memutuskan ikut team pelayanan full time ke Jakarta. Bisa dibayangkan betapa murkanya orangtua kami berdua? Tapi kami berdua berpendirian teguh! Dia akan ke jakarta sementara aku selesaikan kuliahku...
2001...
2002...
Semua berjalan baik sampai pada 2002 akhir,
Ketika aku ditawari ke jakarta, aku sangat bahagia karena memang aku ingin bisa full time juga,
Tapi bagaimana dengan kuliahku? Oh Tuhan, benar benar pilihan yang sulit...
Setelah aku sebulan di Jakarta, aku semakin yakin untuk melepas bangku kuliahku... Semua orang menentang aku, membodohkan aku, mengutuki aku, tapi aku tak perduli... Aku mau bekerja buat Tuhanku... Tuhan pasti menjadi pembelaku ! Itulah yang aku pegang terus...
Memang roh memang penurut, tapi daging lemah... Aku sangat fokus pada Tuhanku, awalnya...tapi tak dapat kupungkiri bahwa perasaan sebagai seorang wanita mulai timbul tenggelam...
Aku sudah sekian lama menjaling hubungan, aku ingin menikah! ... Tapi hal itu sangat tidak mungkin bagi kondisi kami berdua...
Aku harus mampu mengendalikan diriku!!! Aku harus mengerti lebih bahwa situasi dan kondisi kami berdua menuntut kami agar tetap bertahan dalam kekudusan.
Memang, aku akui dengan sepenuh hati...daging memang lemah, akhirnya jiwaku, hasratku, nafsuku mulai memberontak. Kekecewaan, keputus asaan karena situasi dan kondisi kami mulai mengacaukan fokus pelayananku... Hubungan kami berdua mulai naik posisinya. Bukan Tuhan lagi yang utama,...
Oh Tuhan... Ampuni hambaMu ini... Sungguh aku sangat kecewa!!!
Sampai suatu hari aku mengalami kecelakaan, dua kali dalam rentang waktu 2 minggu saja.
Yang pertama, aku terperosok ke lumpur sehingga motorku terjerembap dan aku tidak dapat menggerakkannya sedikitpun karena ban sudah dipenuhi lumpur...
Saat itu sungguh aku berharap dia dapat hadir membantuku...
Padahal jarak dari tempat dia tinggal ke lokasi aku kecelakaan hanya 10 menit...tapi ah sudahlah, dia memang tidak bisa pikirku.
Sambil menangis aku membuang lumpur yang menempel pada roda, dengan tangan kosong!!!
Lalu yang kedua, selang 2 minggu saja, aku kecelakaan lagi di daerah Puri, Jakarta. Parah! Aku ditabrak, bahkan aku tidak mampu berdiri karena sengselku sempat tergeser.
Akhirnya aku ditolong warga setempat dan dibawa ke UGD di Rumah sakit daerah kebon jeruk. Saat itu sungguh hati ini berharap dia datang dan menanyakan keadaanku. Tapi ternyata yang datang malah sahabat sahabatku... Dimana dia? Tidak bisa hadir... Memang waktu itu aku sangat menuntut kehadirannya...
Oh sungguh egois diriku! Tapi aku wanita! Aku berperasaan! Aku inginkan dia hadir... Tapi tak kudapat semua itu...
Malah aku didamprat habis, aku dimarahi, aku dibodohkan!!! Oh sungguh memprihatinkan kondisiku waktu itu, baik fisik maupun perasaanku...
Dari isitulah awalnya...
Dari kecewa menjadi sakit hati... Bahkan waktu aku harus buka jahitan pun, aku pergi sendiri, naik taksi di tengah hujan lebat...
Oh sempurna sudah kecewa dalam dada ini...
Memang ... Jalannya harus begini ...
Hilang... Sirna... Semua kenangan dan perasaan di hati. Aku tak perduli lagi! Sungguh sakit hati ini!!! Oh Tuhan...
Bukan hanya itu... Setelah sembuh, tiba tiba hanya dalam sekejap, dalam kedipan mata, banyak sekali tuduhan ditimpakan kepadaku.
Aku wanita penggoda lah, banyak laki2 suka padaku lah... Ya ampun Tuhan... Apa yang mereka katakan???
Apa yang mereka tuduhkan itu tidak benar! Aku hanya diam saja sambil menangis.
Aku percaya, semua hanya waktu...waktu yang akan menunjukkan siapa benar siapa salah. Karena Tuhanlah pembelaku...
Aku sangat percaya Tuhan tidak tinggal diam. Lebih baik aku berdiam saja dan membiarkan mereka merasa menang...
Biarlah mereka tertawa dibelakangku... Biarlah semua itu terjadi...
Akhirnya aku memutuskan pulang ke surabaya. Toh aku tidak akan dapat menyenangkan hati Tuhan dalam segala situasi hati ini. Ya! Hubunganku telah mengkhamiri ketulusan pelayananku... Saat itu hanya dagingku yang bekerja! Tidak ada yang lain...
Sudah pupus semua harapanku, bahkan melihat dia pun aku tak sudi! Aku ingin pergi!!! Aku ingin tenggelam saja!!! Semua orang mengucilkanku, teman, sahabat, rekan, semua yang kupercaya menimpakan segala kesalahan di pundakku. Oh sungguh berat hati ini...
Hei!!! Kalian pelayan Tuhan! Kalian berkata kalian dikhusukan bagi Tuhan! Kenapa semua tingkah laku kalian sangat duniawi!!!
Bagaimana kamu dapat berkata 'bersatulah tubuh Kristus!' Sedang dalam tubuh kalian sendiri tidak ada persatuan???
Oh sungguh ku kecewa... Aku dikucilkan, aku dicurigai, aku tidak dihargai, aku dikesampingkan. Oh Tuhan, sungguh ku tak mau lagi ada di kota ini, aku tidak mau lagi ada di komunitas ini!!!aku harus lari...aku harus pergi...! Akhirnya kuputuskan ke Jepang. Dengan segala cara Tuhan akan buka jalan! Aku percaya itu...
Sekarang, tidak ada satupun kecewa dan penyesalan dalam keputusan yang pernah aku ambil atas semua yang sudah terjadi, karen semua itu baik. Baik bagiku dan bagimu.
Aku belajar banyak sahabatku, sungguh pengalaman pahit itu menjadi guru terbaikku. Aku sangat bersyukur atas kejadian demi kejadian...
Terpuruk... Sakit hati... Rasa tidak berguna... PASTI itu kurasakan! Bahkan aku memutuskan keluar dari komunitas ini dan memutuskan hubungan dengan dia. 7 tahun jalinan kasih kami hanya seharga itu...
Tapi sekali lagi...
Aku teramat bersyukur. Tuhan sungguh mengasihi aku. Aku dipersiapkanNya yang terbaik. Aku diberinya aral melintang, semua hanya agar aku menjadi lebih baik. Dan supaya aku tahu bahwa Tuhan sangat mengasihiku.
Kalau ku melihat hidupku sekarang, dan menoleh ke belakang... Oh Tuhanku sungguh dahsyat! Dia tidak pernah merencanakan yang buruk! Memang waktu itu sungguh aku tidak dapat mengerti apa rencana Tuhan, tapi satu hal yang pasti, Dia tidak pernah memberi ular beracun pada yang minta roti. Ya!!! Yang terbaik sungguh Tuhan beri bagiku. Suami yang terbaik, walaupun kami hanya menjalani 21 bulan pacaran, tapi aku tahu dengan pasti... Dia lah yang dipersiapkan Tuhan untukku.
Memang suamiku memiliki masa lalu kelam, sekelam bayangan hitam... Tapi aku percaya, semua sudah tutup buku dan Tuhan tidak melihat masa lalu...Bukankah Dia sudah menebus kita tunai? Ada apa dengan semua intimidasi???
Sekali lagi, Tuhan tidak melihat awal, tapi akhir lah yang Tuhan perhitungkan.
Sebagaimana Tuhan mengampuni dan menghapus dosa masa lalu kita, seperti itu lah aku melihat suamiku.
Dialah imamku, kepala rumah tanggaku. Sebagaimana aku menghormati Tuhanku, seperti itulah aku menghormati suamiku.
Terima kasih Tuhan...
Hei! Aku merasa menjadi lebih berpikir jernih dalam segala hal... Setelah kupikir, ternyata semua kejadian pahit yang pernah kualami itulah yang mengajar aku. Tuhan mengubahkanku melalui setiap kejadian. Learn is about everyday...
Ya! Sahabatku...
Apakah kamu mencintai Tuhan? Apakah kata kata itu sering kau ucapkan?
Hukum yang pertama dan terutama 'kasihilah Tuhanmu seperti kamu mengasihi dirimu' dan 'kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi Aku'
Selama kamu tidak mampu menunjukkan kasihmu kepada saudaramu, rekanmu, sahabatmu, bahkan musuhmu, maka... Kamu belum berkapasitas cukup untuk mengasihi Tuhan.
Dalam hal kecil !!! Mulailah belajar, karena setiap hari adalah pengalaman dan pembelajaran. Jika kamu belum mampu, coba lagi besok. Jika besok masih belum mampu, coba lagi lusa, dan lakukan terus setiap hari sampai kamu benar benar mampu mengasihi yang kau anggap musuhmu. Disitulah maka kadar kasihmu kepada Tuhan akan mengalahkan dagingmu...dan baiklah mulut kita berkata 'aku mengasihiMu Tuhan...
God bless you all my friend! Semoga menjadi berkat karena hidup adalah lebih baik menjadi berkat bagi banyak orang, daripada menjadi seorang pendeta yang menjadi batu sandungan karena pikiran dan perbuatannya.
- There's always a reason behind things and it will be a great blast thingy when you take it positively, and it will be a silly, ridiculous, sin thingy if you take it negatively. All based on how you think and react. That's how you'll harvest! -
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment